Minggu, 15 November 2015

IMMAPA SUPORT KEPADA TEAM KESAYANGAN MUTIARA HITAM DI Stadion Dipta Gianyar Bali


KEDATANGAN Team MUTIARA HITAM,PERSIPURA PAPUA di kota Bali sangat dibangkakan Oleh IKATAN MASYARAKAT & MAHASISWA PAPUA di BALI  (IMMAPA), karena selama ini
Team Kesayangan Mutiara Hitam PERSIPURA PAPUA Dari Ujung Timur hanyaBerlaga/ Berputar-PUTAR Se-Jawa saja Namun kali ini dapat bertanding Di Kota Denpasar dalam Laga Piala Sudirman tahun 2015 ini.
Menurut Anak-Anak Papua Di Kota Bali,Selama ini  hanya menyuarakan dan suport melalui nontong bareng di TV dan berita-berita di media  saja namun,di laga pengisian Pila Sudirman ini Team kesayangan yang hadir di Kota Bali  di sambut langsung Langsung Oleh IMMAPA Bali dengan menyanyikan lagu-lagu daerah dan pemasangan kalung Bunga di leher setiap Pemain PERSIPURA di depan pintu kedatangan Bandara I GUSTI GURARAI Bali Denpasar dan dengan rasa senang itu mahasiswa/I,Pelajar,dan Masyarakat Papua di Kota Bali menyuarakan dan mensuport Team yang selama ini dinanti-nantikan oleh IMMAPA Bali di Lapangan atau DI Stadion Dipta Gianyar Bali.

AKHIR DARI ITU KAMI terima  hanya satu kata yaitu:
kalah bukan berati selamanya,namun itu hanya musibah dan besokpun kami tetap semangat untuk memberbaiki. bagi team Persipura.

Bagi IMMAPA Bali: 

Kekalahan Bukan Mematakan Semangat Kami untuk Suport, Namun yang terpenting adalah Orang Papua Selalu ada Untuk Persipura di rebublik ini. Sebentara yang ditakuti oleh team Di rebublik ini. AMIN

 
 



IMMAPA SUPORT KEPADA TEAM KESAYANGAN MUTIARA HITAM DI Stadion Dipta Gianyar Bali

KEDATANGAN Team MUTIARA HITAM,PERSIPURA PAPUA di kota Bali sangat dibangkakan Oleh IKATAN MASYARAKAT & MAHASISWA PAPUA di BALI  (IMMAPA), karena selama ini
Team Kesayangan Mutiara Hitam PERSIPURA PAPUA Dari Ujung Timur hanyaBerlaga/ Berputar-PUTAR Se-Jawa saja Namun kali ini dapat bertanding Di Kota Denpasar dalam Laga Piala Sudirman tahun 2015 ini.
Menurut Anak-Anak Papua Di Kota Bali,Selama ini  hanya menyuarakan dan suport melalui nontong bareng di TV dan berita-berita di media  saja namun,di laga pengisian Pila Sudirman ini Team kesayangan yang hadir di Kota Bali  di sambut langsung Langsung Oleh IMMAPA Bali dengan menyanyikan lagu-lagu daerah dan pemasangan kalung Bunga di leher setiap Pemain PERSIPURA di depan pintu kedatangan Bandara I GUSTI GURARAI Bali Denpasar dan dengan rasa senang itu mahasiswa/I,Pelajar,dan Masyarakat Papua di Kota Bali menyuarakan dan mensuport Team yang selama ini dinanti-nantikan oleh IMMAPA Bali di Lapangan atau DI Stadion Dipta Gianyar Bali.

AKHIR DARI ITU KAMI terima  hanya satu kata yaitu:
kalah bukan berati selamanya,namun itu hanya musibah dan besokpun kami tetap semangat untuk memberbaiki. bagi team Persipura.

Bagi IMMAPA Bali: 

Kekalahan Bukan Mematakan Semangat Kami untuk Suport, Namun yang terpenting adalah Orang Papua Selalu ada Untuk Persipura di rebublik ini. Sebentara yang ditakuti oleh team Di rebublik ini. AMIN


Selasa, 03 November 2015

Pemerintah Harus Berani Beri Modal Bagi Pengusaha Papua

Pemerintah Harus Berani Beri Modal Bagi Pengusaha Papua Selasa, 13 Oktober 2015 10:49 Dari Penutupan Rapat Kerja Nasional ke II Hipmas Papua : Pemerintah Harus Berani Beri Modal Bagi Pengusaha Papua JAYAPURA – Staf Khusus Presiden RI, Lenis Kogoya secara resmi menutup kegiatan rapat Kerja Nasional ke II Hipmas Papua dengan ditandai pemukulan Tifa didampingi Ketua Umum Hipmas, Arnold Udam, Ketua Komisi V DPR Papua, Yakoba Lokbere, dan Ketua Hipmas Papua, Hendrik Yance Udam, yang berlangsung di Hotel Aston Jayapura, pada Senin (12/10/2015) malam. Rapat Kerja ke II yang berlangsung selama satu hari itu, Hipmas Papua mengambil Tema “Melalui Rakernas, Kita Wujudkan Pengusaha Anak Asli Papua Sebagai Mitra Strategis Pemerintah, Demi Percepatan Pembangunan di tanah Papua”. Pada kesempatan itu, Lenis Kogoya yang juga sebagai Ketua LMA Provinsi Papua menyampaikan rasa bangga bagi Hipmas Papua atas kerja keras yang sudah dilakukan hingga kegiatan rapat kerja berlangsung aman dan lancar. Ia menyatakan, Penguasaha Papua akan maju ketika Pemerintah Daerah, baik Pusat, Pemerintah Provinsi maupun pemerintah daerah di Kabupaten/Kota. Namun, apabila tidak memberikan perhatian bagi penguasaha Papua maka jangan bermimpi bisa membangun Papua. “Pemerintah harus berani memberikan modal bagi pengusaha Papua, dan berani memberikan kredit terutama alat berat dan sebagainya, sehingga rakyat Papua bisa berani mengelolah pembangunan di daerahnya itu sendiri. Mereka tau kondisi daerah, dan tau apa yang terbaik untuk dilakukan di mereka,” katanya. Lenis mengemukakan, selama dirinya mengunjungi seluruh Kabupaten di wilayah Papua dan Papua Barat memiliki konsep yang sama tentang realisasi dana Kepres 84. “Disana banyak masalah yang terjadi. Jadi kami minta agar pemerintah berani memberikan modal kepada pengusaha Papua ini, mereka adalah ujung tombak pembangunan di daerah,” ucap dia. Ia juga menyarankan kepada agar disisa 11 Otsus di tanah Papua dengan nilai anggaran triliunan, dapat diberikan kepada mama-mama Papua. “Paling tidak diberikan 2 persen melalui koperasi pasar sehingga mereka bisa melakukan pinjaman. Begitupula kepada Pengusaha asli Papua diberikan modal melalui Bank sebagai Jaminan. Ketika diberikan kepercayaan itu, maka Penguasa Papua akan menjadi pengusaha sukses sama dengan pengusaha diluar Papua lainnya,” tukas dia. Sementara itu, Ketua Umum Hipmas, Arnold Udam menyatakan, dalam rapat kerja ke II Hipmas Papua yang berlangsung ini sebagai bentuk konsolidasi seluruh penguasaha asli Papua di wilayah kabupaten/kota di Provinsi Papua. “Kedepan kami berharap dengan hadirnya organisasi di tanah Papua ini, pemerintah boleh membuka mata agar bisa melibatkan pengusaha asli Papua telah di rangkumkan untuk dilanjutkan dalam rakenas dalam waktu dekat nanti. Kami ada keberpihakkan dari pemerintah bagi orang asli Papua ini,” katanya. Arnold Udam menyambut positif terhadap apa yang sudah disampaikan Staf Khusus Presiden, bahwa Organisasi Hipmas Papua ini akan melakukan pertemuan dengan Presiden di Istana Merdeka guna menyampaikan program kerja Hipmas di tanah Papua. “Ini merupakan langkah yang baik bagi kami penguasaha Papua, sehingga tahun depan bisa masuk dalam anggaran pendapat dan belanja daerah dalam mengawal pembangunan di tanah Papua,” ujarnya (Loy/aj/l03/par)

Pemerintah Harus Berani Beri Modal Bagi Pengusaha Papua

Selasa, 13 Oktober 2015 10:49 Dari Penutupan Rapat Kerja Nasional ke II Hipmas Papua : Pemerintah Harus Berani Beri Modal Bagi Pengusaha Papua JAYAPURA – Staf Khusus Presiden RI, Lenis Kogoya secara resmi menutup kegiatan rapat Kerja Nasional ke II Hipmas Papua dengan ditandai pemukulan Tifa didampingi Ketua Umum Hipmas, Arnold Udam, Ketua Komisi V DPR Papua, Yakoba Lokbere, dan Ketua Hipmas Papua, Hendrik Yance Udam, yang berlangsung di Hotel Aston Jayapura, pada Senin (12/10/2015) malam. Rapat Kerja ke II yang berlangsung selama satu hari itu, Hipmas Papua mengambil Tema “Melalui Rakernas, Kita Wujudkan Pengusaha Anak Asli Papua Sebagai Mitra Strategis Pemerintah, Demi Percepatan Pembangunan di tanah Papua”. Pada kesempatan itu, Lenis Kogoya yang juga sebagai Ketua LMA Provinsi Papua menyampaikan rasa bangga bagi Hipmas Papua atas kerja keras yang sudah dilakukan hingga kegiatan rapat kerja berlangsung aman dan lancar. Ia menyatakan, Penguasaha Papua akan maju ketika Pemerintah Daerah, baik Pusat, Pemerintah Provinsi maupun pemerintah daerah di Kabupaten/Kota. Namun, apabila tidak memberikan perhatian bagi penguasaha Papua maka jangan bermimpi bisa membangun Papua. “Pemerintah harus berani memberikan modal bagi pengusaha Papua, dan berani memberikan kredit terutama alat berat dan sebagainya, sehingga rakyat Papua bisa berani mengelolah pembangunan di daerahnya itu sendiri. Mereka tau kondisi daerah, dan tau apa yang terbaik untuk dilakukan di mereka,” katanya. Lenis mengemukakan, selama dirinya mengunjungi seluruh Kabupaten di wilayah Papua dan Papua Barat memiliki konsep yang sama tentang realisasi dana Kepres 84. “Disana banyak masalah yang terjadi. Jadi kami minta agar pemerintah berani memberikan modal kepada pengusaha Papua ini, mereka adalah ujung tombak pembangunan di daerah,” ucap dia. Ia juga menyarankan kepada agar disisa 11 Otsus di tanah Papua dengan nilai anggaran triliunan, dapat diberikan kepada mama-mama Papua. “Paling tidak diberikan 2 persen melalui koperasi pasar sehingga mereka bisa melakukan pinjaman. Begitupula kepada Pengusaha asli Papua diberikan modal melalui Bank sebagai Jaminan. Ketika diberikan kepercayaan itu, maka Penguasa Papua akan menjadi pengusaha sukses sama dengan pengusaha diluar Papua lainnya,” tukas dia. Sementara itu, Ketua Umum Hipmas, Arnold Udam menyatakan, dalam rapat kerja ke II Hipmas Papua yang berlangsung ini sebagai bentuk konsolidasi seluruh penguasaha asli Papua di wilayah kabupaten/kota di Provinsi Papua. “Kedepan kami berharap dengan hadirnya organisasi di tanah Papua ini, pemerintah boleh membuka mata agar bisa melibatkan pengusaha asli Papua telah di rangkumkan untuk dilanjutkan dalam rakenas dalam waktu dekat nanti. Kami ada keberpihakkan dari pemerintah bagi orang asli Papua ini,” katanya. Arnold Udam menyambut positif terhadap apa yang sudah disampaikan Staf Khusus Presiden, bahwa Organisasi Hipmas Papua ini akan melakukan pertemuan dengan Presiden di Istana Merdeka guna menyampaikan program kerja Hipmas di tanah Papua. “Ini merupakan langkah yang baik bagi kami penguasaha Papua, sehingga tahun depan bisa masuk dalam anggaran pendapat dan belanja daerah dalam mengawal pembangunan di tanah Papua,” ujarnya (Loy/aj/l03/par)

Perjuangkan Freeport, Pemerintah dan Rakyat Papua Harus Bersatu

JAYAPURA – Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua, Willem Wandik S.Sos mengatakan, PT. Freeport Indonesia yang berada di Tanah Papua merupakan perusahaan yang terbesar di seluruh dunia, namun sangat disayangkan jika Divestasi Saham tidak diberikan kepada Pemerintah Provinsi Papua. Oleh karena itu, Willem Wandik yang mewakili rakyat Papua di Pusat meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Masyarakat serta seluruh Stakeholder, baik di MRP, DPRP agar bersatu untuk terus memperjuangkan agar Divestasi Saham Freeport benar-benar diberikan kepada Pemerintah Provinsi Papua. “Pemerintah Kabupaten/kota dan Provinsi, MRP, DPRP serta seluruh rakyat di Tanah Papua harus bersatu untuk divestasi saham karena Orang Jakarta ngotot jikalau Divestasi Saham dikelolah oleh mereka sendiri,” kata Willem Wandik kepada Bintang Papua melalui telephone selulernya, pada Senin (19/10/2015). Menurutnya, orang Papua tidak akan lagi mengemis dan tidak lagi melarat kemiskinan dan serta tidak bergantung kepada pusat ketika benar-benar memberikan kepercayaan kepada Papua. “Dari tahun ke tahun orang Papua masih hidup dibawah garis kemiskinan, padahal Freeport memberikan kontribusi yang besar kepada dunia karena Papua adalah dapurnya dunia, sehingga kami minta kepada momen ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk bersatu menyuarakan. Meski saat ini pemerintah tidak melibatkan orang Papua soal Freeport,” katanya. Ia megungkapkan, pihaknya telah dua kali menyuarakan masalah Divestasi Saham agar dikembalikan kepada rakyat karena mereka yang punya hak untuk mengelolah dan sudah waktunya untuk diberikan kepada rakyat Papua. “Selama ini Gubernur ganti Gubernur tidak pernah menyuarakan masalah Freeport. Mereka diam-diam jalan karena sudah mendapatkan uang yang begitu besar dari Freeport. Namun kehadiran Gubernur Lukas Enembe, mencuak masalah Freeport, sehingga kami minta Bupati, MRP, DPRP dan rakyat untuk bersatu untuk hal ini,” ujarnya. Dikatakannya, Lukas Enembe menjadi gubernur bukan semata-mata hanya kepentingan semata. Akan, tetapi Gubernur menjadi pemimpin karena ingin rakyatnya sejahtera dan apabila tidak didukung masyarakat maka sia-sia apa yang menjadi perjuangan Gubernur. Willem menandaskan, peran kewenangan Papua telah diperkuat oleh undang-undnag, baik itu UU Otsus, UU Otonomi Daerah dan UU Minerba dalam mengelolah dan memanfaatkan potensi-potensi saham di Papua termasuk Freeport. Namun monopoli penguasaan pemerintah pusat yang dilakukan para elit-elit Jakarta terus terjadi sampai saat ini sehingga sikap yang mereka lakukan ini benar-benar bertentangan dengan undang-undang Otda, dan Otsus serta Minerba. Untuk itu, dirinya berharap agar orang Papua bersatu untuk merebut divestasi saham Freeport yang selama ini ramai dibicarakan oleh pusat. “Kita punya hak sebagai warga Negara yang telah didukung oleh UU Otsus dan Minerba tentang pertambangan tahun 2009,” tukasnya. (Loy/don/l03) Baca 112 kali Diterbitkan di Halaman Utama Di tag dibawah Perjuangkan Freeport Freeport Item terkait (oleh tag) Freeport Diminta Cari Solusi Warga Nayaro Freeport Harus Dukung Industri Kelola Tailing “Sudah Saatnya Freeport Dipimpin Orang Papua” Soal Smelter, Freeport Minta Gubernur Berbicara ke Pusat Freeport Bagikan Makanan Siap Saji Kepada Korban Banjir di APO